Namaku Donna: Melepaskan Diri dari Belenggu Autisme

Posted by Djefi Febian on Friday, October 12, 2018

Info Sinopsis Buku Namaku Donna: Melepaskan Diri dari Belenggu Autisme.

Batinku sakit melihat kedua staf membombardir gadis kecil itu dengan tubuh mereka, napas mereka, bau mereka, tawa mereka, gerakan dan kebisingan mereka. Seperti orang gila, menggoyang-goyangkan mainan ular dan berbagai objek lain ke muka si gadis; seperti sepasang penyihir yang terlalu bersemangat dan berharap mampu menghancurkan pengaruh jahat autisme, seperti ahli bedah yang mengoperasi dengan alat-alat berkebun tanpa menggunakan obat bius. Dan gadis kecil itu berteriak: tubuhnya bergoyang-goyang, kedua lengannya menutupi kupingnya... Aku merasa ditelanjangi di kelas ini...

Sebagai seorang autistik, Donna ternyata justru mampu bersikap empatik saat menjadi asisten pengajar di sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Pekerjaan itu juga membuat Donna semakin mengenal dirinya sendiri, untuk kemudian bangkit secara luar biasa meski tetap dengan penuh kepedihan menyelesaikan pendidikannya, sekaligus menjalani terapi psikiatrik. Donna Williams kini juga bertekad bulat untuk sepenuhnya menjadi Donna sebenar-benarnya Donna, bukan Carol si burung beo atau Willie si monyet pintar.

Bagaimana Donna meruntuhkan tembok-tembok kaca yang selama ini mengurungnya? Bagaimana dia menghadapi dunia sebagai Donna? Bagaimana dia menyusun kembali puing-puing kehidupannya, setelah dia menangkan perang melawan autismenya itu?

Namaku Donna: Melepaskan Diri dari Belenggu Autisme adalah memoar kedua Donna Williams setelah Dunia di Balik Kaca. Kembali, dalam buku ini pun, Donna menyadarkan kita tentang nilai sebuah kehidupan betapa pun pahitnya.

*****

"Donna Williams yang dikaruniai jiwa artistik ini terus membangun jembatan antara 'dunianya' dan 'dunia'." Publishers Weekly

"Buku ini memang layak mendapatkan komentar terbaik".

*****

Donna Williams dilahirkan di Australia pada 1963, dan dibesarkan di daerah perkotaan yang miskin, di tengah lingkungan penduduk kelas pekerja. Seperti juga anak-anak autistik yang lahir saat itu dan sebelumnya, dia tidak didiagnosis sebagai penderita autisme sampai dia mencapai usia dewasa. Sebagai mantan konsultan di sebuah biro konsultasi yang dia dirikan sendiri (AAAC - Alternative Approaches to Autism Consultacy), saat ini, Donna melukis, membuat patung, menggubah lagu, dan tetap menulis di Malvern Hills.

Klik disini untuk melihat foto buku dan info detailnya.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment