"Menikah pada saat Ibu sudah menjadi nenek-nenek?!" protes Dina kepada ibunya. "Dengan seorang lelaki yang hampir mati?"
"Hampir di sepanjang umurnya dia hidup di bumi yang gersang, Dina," dokter Prapti menyusut air matanya. "Salahkah Ibu kalau di akhir hidupnya, Ibu menyirami kegersangan itu dengan sedikit cinta kasih?"
"Tapi saya tidak percaya dia mencintai Ibu! Laki-laki itu tukang bohong semua, Bu! Cinta! Cinta! Cinta! Bah! Sudah kawin, cinta tinggal sepotong surat nikah!"
"Jangan samakan Dono dengan suamimu, Dina. Dia tidak meninggalkan Ibu. Ibu yang menikah dengah ayahmu."
"Tapi saya tidak rela Ibu menjadi janda lagi!"
Dina mencintai ibunya. Karena itu dia tidak rela kalau sejarah hidupnya yang pahit bersama seorang laki-laki menimpa ibunya juga.
Tetapi benarkah ibunya sudah tidak mendambakan lagi cinta seorang laki-laki? Benarkah laki-laki itu sudah tidak dapat membahagiakan ibunya lagi, biarpun cuma sekejap? Kata siapa hanya bunga yang mekar pada pagi hari saja yang paling mempesona? Menjelang malam, ada setangkai bunga yang tengah mekar dengan indahnya!
MEKAR MENJELANG MALAM, salah satu dari dua puluh cerpen MIRA W, yang telah dirangkum dalam kumpulan cerpennya yang kedua setelah BENTENG KASIH.
Home » Sinopsis Buku-Novel » Sinopsis Mekar Menjelang Malam - Mira W.
Sinopsis Mekar Menjelang Malam - Mira W.
Posted by Djefi Febian on Saturday, October 6, 2018
Labels:
Sinopsis Buku-Novel
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment